Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Haryanto, Pemilik PO Haryanto yang Pecat Anaknya, Rian Mahendra

Kompas.com - 07/01/2023, 17:26 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sosok pemilik Perusahaan Otobus (PO) Haryanto, Haji Haryanto, baru-baru ini santer diperbincangkan publik.

Hal ini berawal dari kabar sang anak, Rian Mahendra yang mengaku dipecat sang ayah dari jabatannya sebagai Direktur Operasional PO Haryanto

Dilansir dari Kompas.com (5/1/2023), Rian secara resmi dipecat sejak 22 Juni 2022. Tidak disebutkan dengan gamplang faktor apa yang menjadi alasan pemecatan tersebut.

Namun, sesaat setelah kabar itu tersiar, PO Haryanto langsung menjadi viral.

Tanda pagar PO Haryanto masuk ke dalam jajaran 10 besar trending topik Twitter pada Sabtu (7/1/2023) siang.

Lantas, siapa sosok Haryanto, pemilik bus PO Haryanto?

Baca juga: Dipecat dari PO Haryanto, Rian Mahendra Kini Menganggur

Profil Haji Haryanto pemilik PO Haryanto

Haji Haryanto pemilik PO HaryantoTribun Jateng Haji Haryanto pemilik PO Haryanto

Sosok Haryanto kerap disapa dengan panggilan Haji Haryanto adalah pria yanng lahir pada 17 Desember 1959.

Haryanto adalah seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir sebagai Kopral Kepala.

Dia merupakan anak ke-6 dari 11 bersaudara dari pasangan Muhammad Sipan dan Sutami.

Menurut catatan Universiitas Stekom Pusat, Haryanto kecil dibesarkan dalam keluarga yang sederhana.

Ayahnya hanya seorang buruh tani serabutan yang terkadang bekerja sambilan memisahkan daging dan tulang ikan di pasar. Sementara ibunya adalah pedagang kecil.

Sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarganya, Haryanto mau tidak mau harus ikut membantu orangtuanya menyambung hidup.

Semasa sekolah dasar ia mencari rumput untuk dijual terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah.

Tumbuh remaja, Haryanto mengenyam pendidikan di Sekolah Teknik Negeri atau setara dengan sekolah menengah kejuruan teknik pada masa kini.

Di sinilah Haryanto bermimpi untuk menjadi tentara. Dia bahkan rela melakukan apapun, termasuk berjualan es lilin keliling untuk menggapai mimpinya itu.

Baca juga: Aksi Sportif PO Haryanto dan Gunung Harta, Pakai Kode Lampu Depan Mati

Karier militer Haryanto

Masih dilansir dari sumber yang sama, selepas lulus dari Sekolah Teknik Negeri pada 1977, Haryanto harus mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang tentara.

Kondisi ekonomi keluarga menjadi alasan utama. Dia baru bisa mewujudkan impian itu pada 1979.

Saat itu, Haryanto mendaftar di Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad milik TNI Angkatan Darat yang berlokasi di Tangerang.

Dia lolos dan dinyatakan diterima.

Haryanto juga mendapatkan beasiswa sekolah di Bandung untuk dilatih menjadi pengemudi kendaraan yang khusus mengangkut kendaraan senjata berat seperti tank.

Pada 1982, ia mengikuti pendidikan Secata di Gombong, Kebumen. Haryanto mendapat kenaikan pangkat yang mulanya prajurit dua menjadi prajurit satu.

Namun, karier militernya berakhir pada tahun 2000 lantaran dirinya memutuskan untuk pensiun dini dengan pangkat terakhirnya yaitu Kopral Kepala.

Baca juga: Seruduk Truk, Bus Haryanto Oleng Tabrak Tiang Traffic Light dan Rumah Warga di Sragen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com